Karawang – Monumen Rawagede menjadi salah satu destinasi wisata sejarah paling mendalam di Indonesia. Berlokasi di Dusun Rawagede, Desa Rawagede, Kecamatan Rawamerta, monumen ini mengenang tragedi pembantaian 9 Desember 1947, ketika 431 warga sipil laki-laki menjadi korban kekejaman tentara Belanda.

Sejarah Kelam Pembantaian Rawagede

Tragedi bermula saat tentara Belanda mencari keberadaan Kapten Lukas, seorang pejuang kemerdekaan yang diyakini bersembunyi di Rawagede. Ketika seluruh warga memilih bungkam demi melindungi pejuang tersebut, tentara Belanda melakukan eksekusi massal. Jasad para korban, termasuk remaja berusia 15 tahun, dibuang ke sungai hingga airnya berubah merah darah.

Sukarman, mantan lurah yang kini berusia 75 tahun, menceritakan bahwa awalnya lokasi ini difungsikan sebagai tempat pemakaman massal bagi korban. “Kami ingin generasi penerus bangsa tahu bahwa peristiwa ini ada dan menghormati para korban,” ujar Sukarman.

Kompleks Monumen yang Edukatif

Monumen Rawagede diresmikan pada 9 Desember 1996. Kompleks ini menawarkan berbagai elemen edukasi sejarah, seperti:

  • Makam Korban: Sebanyak 181 makam dipindahkan dari lokasi awal kearea monumen atas persetujuan keluarga korban.
  • Patung dan Diorama: Gambaran visual tragedi pembantaian yang tragis.
  • Foto Dokumentasi: Mengabadikan kunjungan pejabat negara dan kisah perjuangan Kapten Lukas.

Monumen ini sering dikunjungi pelajar, mahasiswa, hingga peneliti, menjadikannya sarana pembelajaran sejarah yang penting.

Informasi Operasional dan Akses

Monumen Rawagede buka setiap hari pukul 08.00 hingga 16.00 WIB. Harga tiket masuk sangat terjangkau, hanya Rp 2.500 per orang, belum termasuk biaya parkir. Meski murah, pengalaman yang ditawarkan sangat berharga bagi siapa saja yang ingin menyelami sejarah perjuangan bangsa.

Destinasi Wisata Sejarah yang Menggugah

Fajar, seorang pengunjung dari Karawang Barat, mengaku terkesan dengan atmosfer monumen. “Kesan saya agak mistis karena banyak makam di sini, tapi suasananya adem karena banyak pepohonan,” katanya.

Dengan dukungan Yayasan Rawagede dan Pemerintah Kabupaten Karawang, monumen ini terus dirawat sebagai warisan sejarah. Kunjungan ke Monumen Rawagede bukan hanya ziarah, tetapi juga bentuk penghormatan kepada mereka yang gugur demi kemerdekaan Indonesia.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *
You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>