
Karawang – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dimulai di sejumlah sekolah di Karawang pada Senin (6/1/2025) mendapat respons beragam dari siswa. Meskipun sebagian besar menikmati hidangan yang disajikan, ada juga yang tidak menyukai beberapa bagian dari menu, terutama tahu. Senin 6 Januari 2025
Mirna, siswa kelas XII SMK Bhineka Karawang, mengatakan bahwa ia menyukai hidangan yang terdiri dari nasi, sayur buncis, tahu, daging, dan pisang. “Enak,” kata Mirna singkat saat menikmati makanannya.
Namun, Arsyla, siswi SDN 2 Karawang Kulon, mengungkapkan ketidaksukaannya terhadap salah satu menu. “Gak suka ini (tahu),” katanya, meskipun dia tetap makan dengan lahap.
Pendistribusian MBG di SDN Karawang Kulon 2 dan SMK Bhineka Karawang dihadiri oleh perwakilan Badan Gizi Nasional (BGN), Pemerintah Kabupaten Karawang, Kodim, dan Polres Karawang. Sebelum menikmati hidangan, anak-anak berdoa dan menikmati makanan dengan antusias, meskipun beberapa siswa membawa minuman sendiri, karena tidak ada susu atau air mineral yang disediakan.
Baca juga : 181 Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak di Karawang Sepanjang 2024
Pejabat Kantor Komunikasi Kepresidenan, Ricky Tamba, menyatakan bahwa program MBG ini menandai dimulainya distribusi di 190 titik di Indonesia. “Program ini bukan hanya memenuhi janji kampanye Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, tetapi juga bertujuan untuk menciptakan generasi muda yang cerdas dan sehat, serta berkontribusi pada ekonomi pasar yang terus bergerak,” kata Ricky.
Di Karawang, dua sekolah yaitu SDN Karawang Kulon 2 dan SMK Bhineka Karawang masing-masing menerima 1.463 dan 916 porsi MBG. Ricky berharap program ini dapat berlangsung selama lima hingga sepuluh tahun ke depan sebagai investasi jangka panjang menuju Indonesia Emas 2045.
Saat ini, baru satu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang siap beroperasi di Karawang, dengan dua lainnya dijadwalkan menyusul. Setiap SPPG diharapkan dapat menghasilkan sekitar 3.000 porsi MBG, dengan target 5.000 dapur umum MBG di seluruh Indonesia untuk memenuhi kebutuhan 20 juta pelajar.