
Sanggar Puspawangi: Inovasi dalam Pelestarian Kesenian Tradisional Karawang di Era Modern
Karawang – Di tengah derasnya arus modernisasi dan pengaruh budaya luar, kesenian tradisional Karawang tetap berusaha mempertahankan eksistensinya. Salah satunya adalah Sanggar Puspawangi yang aktif melestarikan seni budaya daerah, khususnya Tari Jaipongan, Topeng Banjet, Kliningan Jaipong, dan Wayang Golek Gagrak Karawang. Terletak di Adiarsa Barat, Kecamatan Karawang Barat, sanggar ini menjadi pusat pelatihan seni yang tak hanya mengutamakan pelestarian budaya, tetapi juga inovasi agar kesenian tradisional tetap relevan dengan generasi muda. Senin 17/02/2025
Baca juga : Perayaan Kirab Cap Go Meh 2576/2025 di Kabupaten Karawang Berlangsung Meriah
Komitmen Sanggar Puspawangi dalam Melestarikan Budaya Karawang
Ketua Sanggar Puspawangi, Tatang Sukari, mengungkapkan bahwa kecintaan terhadap seni dan budaya adalah alasan utama mereka terus berkomitmen menjaga eksistensi kesenian tradisional Karawang. “Kami ingin generasi muda tetap mengenal dan mencintai budaya daerah mereka. Seni tradisi seperti Jaipongan bukan hanya sekadar hobi, tetapi juga bisa menjadi bekal hidup yang berarti, baik sebagai penari profesional atau pengajar tari,” ujar Tatang.
Tantangan terbesar yang dihadapi sanggar ini adalah bagaimana mempertahankan minat generasi muda terhadap seni tari tradisional, terutama ketika mereka beranjak remaja. “Saat masih di bangku SD, banyak yang antusias. Namun, begitu masuk SMP atau SMA, banyak dari mereka yang mulai terpengaruh budaya luar. Meskipun demikian, masih ada yang terus bertahan dan melanjutkan pelajaran seni,” jelas Tatang.
Inovasi untuk Menarik Minat Generasi Muda
Untuk menarik perhatian anak muda dan membuat kesenian tradisional lebih menarik, Sanggar Puspawangi melakukan berbagai inovasi. Salah satunya adalah dengan memodernisasi pertunjukan Jaipongan tanpa menghilangkan esensi tradisionalnya. “Kami menggabungkan gerakan tari tradisional dengan elemen modern, seperti tari balet, silat, taekwondo, hingga gerakan tari modern. Kami ingin anak muda tetap tertarik dan tidak merasa bosan,” ungkap Tatang.
Selain itu, sanggar ini juga aktif memanfaatkan media sosial, seperti Instagram, Facebook, dan TikTok, untuk memperkenalkan karya seni mereka kepada khalayak yang lebih luas. Tak hanya itu, mereka juga rutin mengikuti kompetisi seni di tingkat kabupaten, provinsi, dan nasional sebagai bentuk upaya mempromosikan seni tradisional Karawang.
Peran Pemerintah dalam Pelestarian Seni Tradisional
Dukungan pemerintah Karawang dalam pelestarian seni tradisional juga sangat penting. Waya Karmila, Kepala Bidang Budaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Karawang, menuturkan bahwa meskipun terdapat tantangan dalam hal pendanaan, minat masyarakat terhadap kesenian daerah masih cukup tinggi. “Kami terus menjalankan berbagai program revitalisasi seni, seperti pelatihan seni tradisi di sanggar-sanggar. Setiap akhir pekan, kami mengadakan pelatihan wayang golek dan tari tradisional di kantor Disparbud,” jelas Waya.
Menurutnya, media sosial juga memainkan peran besar dalam memperkenalkan seni tradisional kepada masyarakat. “Kami aktif mempublikasikan berbagai acara seni agar lebih dikenal luas, sekaligus mengajak generasi muda untuk ikut serta dalam pelestarian budaya ini,” tambahnya.
Baca juga : Sosialisasi Perda Pesantren di Karawang Timur oleh Kang Rahmat Hidayat Djati
Komitmen untuk Menjaga Kelangsungan Seni Tradisional Karawang
Meski menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan keberadaan seni tradisional di tengah modernisasi, Tatang dan para seniman di Sanggar Puspawangi tetap berkomitmen menjaga kelangsungan budaya Karawang. “Jika kita mencintai budaya sendiri, seni ini tidak akan punah. Kita harus bisa menyeimbangkan tradisi dan modernisasi, agar identitas budaya Karawang tetap lestari,” tutup Tatang.
Dengan terus berinovasi dan melibatkan generasi muda, Sanggar Puspawangi tetap menjadi garda terdepan dalam menjaga dan mengembangkan kesenian tradisional Karawang di era modern ini.***