
Persoona.id – Di tengah hamparan sawah dan napas sejarah perjuangan, berdiri tegak Eks Kantor Kawedanaan Rengasdengklok. Bangunan bersejarah ini menjadi saksi bisu salah satu momen paling krusial dalam perjalanan menuju kemerdekaan Indonesia. Lebih dari sekadar peninggalan kolonial, gedung ini adalah simbol semangat kebangsaan yang mengobarkan api revolusi.
Baca juga : KWT Rayakan Kemerdekaan dengan Bersihkan Cagar Budaya Rengasdengklok
Dibangun pada rentang tahun 1922-1925, kantor kewedanaan ini merupakan bagian dari kebijakan desentralisasi pemerintah Hindia Belanda. Rengasdengklok saat itu menjadi salah satu dari tujuh distrik di bawah Afdeling Karawang, yang berperan sebagai pusat administratif pemerintahan lokal yang dipimpin oleh seorang wedana.
Momen Krusial 16 Agustus 1945
Namun, peran sejarah terbesar gedung ini terjadi pada Kamis pagi, 16 Agustus 1945. Saat itu, Bung Karno dan Bung Hatta “diamankan” oleh para pemuda ke Rengasdengklok. Di tengah suasana penuh ketegangan dan diskusi, sebuah peristiwa monumental terjadi di halaman kantor ini: pengibaran Sang Merah Putih untuk pertama kalinya di tanah Karawang.
Menurut kesaksian Soejono Hadipranoto, Soncho Rengasdengklok pada masa itu, upacara pengibaran bendera dilakukan secara spontan namun penuh khidmat. “Mata saya berlinang melihat Sang Merah Putih mulai berkibar,” kenangnya. Momen penuh haru itu menjadi simbol keberanian para pejuang, yang secara tegas mengganti bendera Hinomaru Jepang dengan bendera kebangsaan Indonesia.
Baca juga : Bupati Aep Dampingi Pimpinan MPR RI Napak Tilas Sejarah di Rengasdengklok
Eks Kantor Kawedanaan Rengasdengklok hari ini menjadi pengingat bahwa semangat kemerdekaan tidak hanya lahir di Jakarta, tetapi juga bersemi dari keberanian dan keyakinan rakyat di daerah. Di tempat inilah, ruh kemerdekaan bangsa Indonesia bangkit, bahkan sebelum proklamasi resmi diumumkan. Bangunan ini bukan hanya sebuah monumen, melainkan simbol perjuangan, perlawanan, dan persatuan yang tak lekang oleh waktu.(*)