
Ada sembilu
Menoreh sumsum tulang punggung
Saat nafas perpisahan
Meretak di ujung lidah
Lambaianmu lebih tipis dari angin
Yang menancap di ruas-ruas tulang
Pipimu dingin dan beku
Gigilnya meremas urat
Tiba-tiba langit menyempit
Udara berubah padat
Airmata dan rintihan
Menancap tepat di pusat jantung
Kau melenggang tenang meniti tangga langit
Menyisakan aroma balsem
Dan gumam penghabisan
Hanya kelambu, Ma
Hanya kelambu.
: Abah Sarjang