Tuhan
Aku datang berselendang kabut malam
yang berat mengangkut ribuan ton kekecewaan
makhluk-makhluk tersisih mati kehabisan nafas,
dan kelaparan di negri hijau berbunga.
Izinkan ku bersimpuh
pada sajadah kusut masai yang legam dinoda dendam,
cemburu karena laut tak lagi bening,
ikan-ikan berenang di limbah jelaga
dan anak-anak camar mati sebelum bisa terbang.
Tuhan
Serigala tak lagi berbulu domba
Setelan jas dan dasi kemewahan menghiasi penyamarannya
Senyum ramah, mata haus darah, lidah menjulur, liur menetes,
menerkam mencabik nasib sikecil nyinyir
yang terlanjur hidup di dogma ragu dan sangsi
Sang serigala tak lagi berbulu domba,
taringnya disembunyikan dalam kata- kata manis muluk,
dilumuri madu perdamaian dan kecerahan masa depan.
“Dari rakyat”
(kuperas habis keringat, darah dan akal budi demi kepentinganku)
“Oleh rakyat”
(derajatku ditinggikan, kedudukanku dinobatkan)
“Untuk rakyat”
(segala tulang belulang, sampah,
limbah dan sisa-sisa berbau busuk penuh racun)
Dan srigala berpesta pora gegap gempita
Dan makhluk tersisih mengais sisa-sisa demi lapar yang kian meraja
Bumi tak lagi bersemi, bunga-bunga ragu mekar
Ilalang kecewa dan mati kekeringan
Langit tak lagi berbintang, mega-mega lupa hujan
Bintang-bintang temaram dan semakin temaram
Tuhan
Jalan-jalan beraspal dan jembatan beton dibangun lintang melintang
Kendaraan sesak antri kemasing-masing tujuan
Namun jalan ketempat-Mu begitu lenggang hanya beberapa musyafir
sunyi yang kesepian dan lelah dalam hidup
Ada juga mereka yang berkendaraan atas namaMu, namun kulihat hanya
mengejar kursi empuk di atas bara api
Tuhan
Tampuk kepemimpinan bukan lagi tampuk beban tanggungjawab
bagi kemakmuran rakyat
Kepemimpinan adalah mesin pencetak uang bagi kemakmuran sendiri
Kaum muda dijejali idola-idola gamang
dan tercetak budaya yang bukan budayanya
Yang perempuan kehilangan rasa ibu di hatinya rela telanjang pamer
badan tanpa harus malu demi mode jaman…….
Tuhan
Kubawa keluh kesah ini padamu
Karena yang bertelinga telah kehilangan pendengarannya.
VERSI LAGU
Tuhan aku datang
Berselendang kabut malam
Yang berat mengangkut ribuan ton kekecewaan
Mahluk-mahluk tersisih,
Mati kehabisan nafas dan kelaparan di negeri,
hijau berbunga
Tuhanku, ya robbi, tempatku, bersujud
Tuhanku, ya robbi, arahku, bermaksud
Terimalah doa kami, ya robbi
Terimalah sembah sujud kami
Terimalah doa kami, ya robbi
Terimalah keluh kesah kami
Bumi tak lagi bersemi
Bunga-bunga ragu mekar
Ilalang kecewa dan mati
Mati kekeringan
Langit tak lagi berbintang
Mega-mega lupa hujan
Bintang-bintang temaram
Dan semakin temaram.
: Abah Sarjang