Persoona.id Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karawang melaksanakan Sosialisasi Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi di SMA Negeri 5 Karawang, Jumat (25/4/25).

Kegiatan tersebut disambut baik oleh pihak sekolah. Wakasek Sarana dan Prasarana SMAN 5 Karawang Adam Fasha berharap dengan adanya sosialisasi tersebut mampu meningkatkan pengetahuan para siswa/i terkait mitigasi bencana khususnya Gempa Bumi.

Baca juga : Pemkab Karawang Peringati Hari Otonomi Daerah ke-29

Ketua Tim Kesiapsiagaan BPBD Karawang Nunung Koswara menyampaikan sosialisasi tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan menuju Hari Kesiapsiagaan Bencana yang akan dilaksanakan pada 26 April 2025.

“Pelaksanaan HKB 2025 ini dilaksanakan besok 26 April di Sangkareang Nusa Tenggara Barat. Adapun tema tahun ini yaitu Siap Untuk Selamat dengan sub tema Membangun Kesiapsiagaan Sejak Dini,” lanjutnya.

Selain itu, ia menyampaikan bahwa SMAN 5 Karawang terpilih menjadi sekolah perwakilan Kabupaten Karawang yang ikutserta dalam kegiatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) 2025 yang digelar serentak secara virtual.

Baca juga : Gubernur Dedi Mulyadi Ancam Cabut Izin Tambang dan Tindak Pembakaran Batu Kapur Ilegal di Karst Karawang

Ia juga menyebutkan bahwa subtema yang diambil yaitu Membangun Kesiapsiagaan Sejak Dini yang menitikberatkan pada program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) sehingga terpilihnya SMAN 5 Karawang ini dengan beberapa indikator yang ada.(FK-KIM Diskominfo)

Karawang, Minggu 26 Januari 2025 – Seorang pria asal Kabupaten Bandung, Hasyim (35), mengalami kejadian yang mengingatkan akan pentingnya kewaspadaan saat melakukan perjalanan di jalan yang tidak dikenal. Hasyim, yang bekerja di kawasan industri Karawang dan tinggal di Perumnas Telukjambe Timur, terjebak di tengah hutan Kutapohaci, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang, setelah mengikuti petunjuk GPS saat hendak pulang ke Bandung.

Menurut laporan yang diterima oleh Damkar dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang, pada pukul 17.35 WIB, Hasyim menelepon sambil menangis, meminta untuk segera dievakuasi dari area hutan tersebut. Matahari sudah terbenam dan malam pun mulai menjelang saat itu.Rohmat Ilyas, Kepala Bidang Damkar dan Penyelamatan BPBD Kabupaten Karawang, menjelaskan bahwa tim penyelamat segera bergerak cepat untuk menemukan dan mengevakuasi Hasyim. “Kami kemudian mengevakuasi pria dan sepeda motor tersebut menggunakan tali seling, menggunakan mobil rescue, karena motornya sudah penuh lumpur jadi sulit untuk dijalankan,” ujar Rohmat.

Baca juga : Gerakan Gemar Makan Ikan Ciptakan Generasi Emas di Karawang

Setelah berhasil dievakuasi, Hasyim mengaku bahwa ia adalah seorang perantau asal Kabupaten Bandung yang kebetulan sedang libur bekerja dan ingin pulang ke kampung halamannya. Ia memasang GPS sebagai pemandu perjalanan, karena jalur yang ia kenal hanya melalui Cikampek-Purwakarta-Bandung. Namun, GPS justru mengarahkannya ke area hutan Kolutapohaci, yang merupakan jalur yang tidak biasa ia lalui.

“Karena dia hanya tahu jalur Cikampek, jadi pasang GPS ingin lebih cepat sampai ke Bandung, memang ada jalur via Ciampel, namun tetap keluar menuju Curug, dan ke Purwakarta, tapi tidak melalui area hutan, tapi perkampungan. Tapi GPS itu mengarahkan pak Hasyim ke area hutan Kutapohaci,” jelas Rohmat.Setelah proses evakuasi, pihak Damkar mengantar Hasyim kembali ke jalur Ciampel dan kemudian melalui jalur Purwakarta untuk melanjutkan perjalanannya ke Bandung.

Menanggapi kejadian ini, Rohmat Ilyas mengimbau masyarakat agar lebih waspada saat melakukan perjalanan, terutama jika menggunakan teknologi navigasi seperti GPS. “Kami antar pak Hasyim menuju jalur Ciampel ke perbatasan Purwakarta. Dengan adanya peristiwa ini kami mengimbau kepada masyarakat yang ingin melakukan perjalanan agar memperhatikan waktu, kalau sekiranya sudah sore ada baiknya ditunda sampai pagi, jangan pernah mencoba jalur yang belum dilalui, lebih baik melintasi wilayah kota agar bisa bertanya kepada warga di sekitar jika kita tidak tahu arah jalan,” pesan Rohmat.

Baca juga : Sosialisasi Perda No. 5 Tahun 2023 oleh Rahmat Hidayat Djati

Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi para pengguna jalan agar selalu memperhatikan kondisi jalan, waktu perjalanan, dan tidak sepenuhnya bergantung pada teknologi navigasi saat melakukan perjalanan di daerah yang belum dikenal. Kewaspadaan dan pengetahuan tentang jalur yang akan dilalui menjadi kunci untuk mencegah terjadinya insiden serupa di masa mendatang.(*)

Karawang – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang, Jawa Barat, telah membuka posko siaga bencana seiring dengan tingginya curah hujan yang melanda wilayah tersebut selama beberapa pekan terakhir. Hal ini dilakukan sebagai langkah antisipasi terhadap potensi bencana alam yang mungkin terjadi.

Kepala BPBD Karawang, Mahpudin, menjelaskan bahwa cuaca di Karawang masih didominasi hujan, dengan beberapa hari terakhir mengalami hujan sepanjang hari. “Cuaca di Karawang masih sering hujan. Bahkan selama beberapa hari terakhir, hujan terjadi seharian di Karawang,” kata Mahpudin dalam konferensi pers yang diadakan pada Rabu 22/01/2025

Baca juga : Ribuan Remaja Putri di Karawang Anemia, Apakah Seblak Penyebabnya?

Dengan kondisi cuaca yang tidak menentu, BPBD Karawang mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam, seperti banjir, puting beliung, dan longsor. “Curah hujan yang terjadi di Karawang relatif lama, kemarin seharian turun hujan, semalam hujan sampai pagi. Jadi kewaspadaan perlu ditingkatkan terhadap kemungkinan terjadinya bencana,” tambahnya.

Mahpudin menjelaskan bahwa posko siaga bencana dibuka untuk memberikan informasi dan bantuan kepada masyarakat yang terdampak atau berisiko terkena bencana. Ia menekankan pentingnya kewaspadaan, terutama pada periode Januari hingga Februari yang dikenal dengan curah hujan yang cukup tinggi.Data dari BPBD Karawang menunjukkan bahwa sebagian besar daerah di wilayah ini masuk dalam kategori rawan bencana, karena mayoritas daerah dilintasi beberapa sungai besar yang dapat meluap saat hujan deras. Sepanjang tahun 2024, BPBD mencatat sebanyak 644 kejadian bencana terjadi di wilayah Karawang, termasuk banjir, longsor, angin puting beliung, dan banjir rob.

Baca juga : Siswa SDN Karya Bakti 4 Mogok Sekolah, DPRD Karawang Instruksikan Pemda Segera Tindak Lanjut

Pada bulan Januari tahun ini saja, BPBD Karawang mencatat sudah ada 21 rumah rusak akibat dihempas angin puting beliung dan dampak kebakaran. Dengan dibukanya posko siaga bencana ini, diharapkan masyarakat dapat lebih siap dan waspada terhadap potensi bencana yang mungkin terjadi, serta dapat segera mendapatkan bantuan jika diperlukan.BPBD Karawang mengajak masyarakat untuk tetap memantau informasi cuaca dan mengikuti arahan yang diberikan oleh pihak berwenang demi keselamatan bersama.(*)