Persoona.id – Wakil Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sekaligus Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal, menyampaikan keprihatinannya terhadap putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengabulkan sebagian uji materi terkait sistem pemilu nasional dan daerah.

Putusan MK tersebut mengatur pemisahan antara pemilu nasional (presiden, DPR, DPD) dan pemilu daerah (kepala daerah dan DPRD), yang akan berlaku mulai Pemilu 2029. Menurut Cucun, langkah MK ini justru berpotensi bertentangan dengan konstitusi yang mengamanatkan pemilu diselenggarakan serentak setiap lima tahun.

Baca juga : Pimpinan Komisi V Kaget soal Rencana Kenaikan Tarif Ojol: DPR Belum Pernah Diajak Komunikasi

“Kalau PKB, kita nunggu, nanti kan pasti partai-partai akan ngumpul ya,” ujar Cucun saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (1/7/2025).

Cucun menilai MK telah melampaui batas kewenangannya sebagai penjaga konstitusi, karena memutus hal yang seharusnya menjadi domain pembentuk undang-undang (legislatif dan eksekutif).

“Putusannya sudah melebihi undang-undang, konstitusi. Konstitusi pemilu itu lima tahun sekali secara serentak. Masa penjaga konstitusi, justru konstitusinya yang dilanggar,” tegasnya.

Seperti diketahui, MK dalam putusan Nomor 135/PUU-XXII/2024 menyatakan bahwa pemisahan pemilu dilakukan untuk menghindari dominasi isu nasional terhadap isu pembangunan daerah. Hakim Konstitusi Saldi Isra menekankan pentingnya agar pembangunan daerah tidak terpinggirkan dalam hiruk-pikuk pemilu nasional.

“Masalah pembangunan di setiap provinsi dan kabupaten/kota harus tetap menjadi fokus dan tidak boleh dibiarkan tenggelam di tengah isu pembangunan nasional,” jelas Saldi dalam sidang pembacaan putusan.

Meski demikian, PKB menilai putusan ini akan memicu kerumitan baru dalam tata kelola pemilu dan berpotensi menciptakan beban logistik, anggaran, serta kerancuan jadwal pelaksanaan demokrasi elektoral ke depan.

Baca juga : 20 Tahun Kekeringan di Kiarajaya Karawang Segera Berakhir, Air Bersih Mulai Disuplai

Cucun menyatakan bahwa PKB menunggu konsolidasi antarpartai politik sebelum menyikapi lebih lanjut keputusan MK ini. Ia berharap ada ruang evaluasi yang melibatkan semua elemen bangsa demi menjaga konsistensi sistem ketatanegaraan Indonesia.

“Kita berharap ke depan, ada ruang yang lebih luas untuk mendiskusikan dan meninjau ulang sistem pemilu agar tetap sejalan dengan konstitusi dan aspirasi masyarakat,” pungkasnya.(*)

Persoona.id – Wakil Ketua Komisi V DPR RI dari Fraksi PKB, Syaiful Huda, mengaku terkejut dengan kabar rencana kenaikan tarif transportasi online (ojol) yang disebut telah masuk tahap akhir kajian oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Dalam pernyataannya kepada media, Huda menyayangkan bahwa pihaknya di Komisi V DPR belum pernah diajak berkomunikasi atau dilibatkan dalam pembahasan kebijakan yang menyentuh hajat hidup masyarakat luas tersebut.

Baca juga : 20 Tahun Kekeringan di Kiarajaya Karawang Segera Berakhir, Air Bersih Mulai Disuplai

“Terus terang kami di Komisi V DPR RI belum pernah diajak komunikasi oleh Kementerian Perhubungan tentang rencana kenaikan tarif transportasi online. Jadi, kami agak kaget mendengar pernyataan dari Dirjen Perhubungan Darat bahwa kajian ini sudah hampir final,” ujar Huda kepada Kompas.com, Selasa (1/7/2025).

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Aan Suhanan, menyampaikan bahwa pemerintah telah menyelesaikan kajian final terkait kenaikan tarif ojol, dengan besaran peningkatan berkisar antara 8 hingga 15 persen tergantung pada zona wilayah.

Menurut Huda, kebijakan ini terlalu strategis untuk diputuskan secara sepihak. Ia menegaskan bahwa penentuan tarif transportasi online tidak hanya berdampak pada mitra pengemudi, tetapi juga jutaan pengguna di seluruh Indonesia.

“Pengguna transportasi online per Mei 2025 diperkirakan mencapai 147 juta jiwa. Jumlah ini sangat besar dan harus dipertimbangkan secara serius. Keputusan seperti ini semestinya melibatkan semua stakeholder, termasuk DPR,” jelasnya.

Huda juga mengingatkan bahwa jika kenaikan tarif dianggap memberatkan, maka ada potensi besar masyarakat kembali menggunakan kendaraan pribadi yang justru bisa memperparah kemacetan dan menurunkan pendapatan mitra pengemudi sendiri.

“Ini simalakama. Di satu sisi, kita ingin meningkatkan kesejahteraan driver, tapi di sisi lain harus mempertimbangkan daya beli masyarakat. Kebijakan yang tidak seimbang bisa berdampak sosial dan ekonomi yang luas,” tambahnya.

Baca juga : Bupati Karawang Tegaskan Larangan Pungutan dalam Penerimaan Siswa Baru 2025

Sebagai langkah lanjut, Komisi V DPR berencana segera meminta klarifikasi kepada Kemenhub dan mendorong agar setiap kebijakan berbasis data, riset, serta mendengarkan aspirasi publik.

“Kami dalam waktu dekat akan berkomunikasi dengan Kementerian Perhubungan untuk mendalami kebenaran informasi tersebut dan memastikan bahwa jika ada kenaikan tarif, maka benar-benar berdasar pada kajian yang objektif,” tutup Huda.(*)

Persoona.id – Komisi V DPR RI berencana memanggil Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) guna meminta klarifikasi terkait proses evakuasi wisatawan asal Brasil, Juliana Marins (27), yang terjatuh ke jurang di kawasan Gunung Rinjani, Lombok.

Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Syaiful Huda, menegaskan pihaknya ingin mendapatkan penjelasan terkait kendala teknis maupun non-teknis dalam proses penyelamatan yang dinilai memerlukan waktu lama.

Baca juga : Kritisi Pelayanan Publik, KEMPAKA Gelar Diskusi di Karawang

“Kami akan meminta keterangan dari Basarnas terkait mekanisme penyelamatan korban, mengapa tidak bisa segera dilakukan,” ujar Syaiful Huda dalam keterangan resminya, Kamis (26/6/2025).

Menurutnya, klarifikasi ini penting untuk memastikan seluruh tahapan operasi SAR berjalan optimal, termasuk mengetahui hambatan yang dihadapi di lapangan.

“Apakah ada kendala dalam rantai pengambilan keputusan, keterbatasan sumber daya manusia, peralatan, sarana pendukung, atau karena faktor cuaca buruk dan kondisi medan, semua itu harus diperjelas,” tegasnya.

Meski demikian, Syaiful belum bisa memastikan jadwal pasti pemanggilan Basarnas ke DPR, namun dipastikan agenda itu akan dijadwalkan secepatnya.

Selain itu, ia juga menyoroti persoalan keterbatasan anggaran Basarnas yang disebut-sebut menjadi salah satu faktor kendala operasional di lapangan.

Baca juga : Menelusuri Jejak Perlawanan Ki Bagus Jabin: Ulama Pejuang Kolonial yang Dimakamkan di Cikampek Pusaka

“Anggaran Basarnas saat ini hanya sekitar Rp 1,01 triliun. Kami ingin memastikan apakah keterbatasan dana ini berpengaruh terhadap kualitas dan kecepatan misi pencarian dan penyelamatan. Walaupun kami mengapresiasi perjuangan maksimal Basarnas selama ini dalam berbagai operasi SAR,” pungkasnya.

Peristiwa jatuhnya Juliana Marins di Gunung Rinjani kembali menjadi perhatian publik, sekaligus menjadi evaluasi terhadap kesiapsiagaan sistem penanganan darurat di kawasan wisata alam Indonesia.(*)

JAKARTA – Menjelang musim mudik Lebaran 2025, Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Syaiful Huda, menekankan pentingnya persiapan yang matang untuk memastikan perjalanan mudik yang aman, nyaman, dan bebas kecelakaan. Ia mengajukan tujuh rekomendasi strategis untuk mencapai tujuan tersebut, mengingat proyeksi sekitar 146,48 juta orang akan melakukan perjalanan mudik, dengan puncak arus mudik diperkirakan terjadi antara 28 hingga 30 Maret 2025.

Baca juga : Kualitas Dapur Umum Dinsos dan Monitoring Sarana Prasarana Damkar dan BPBD di Tengah Musibah Banjir

Huda menegaskan, “Itu nyawa semua, dan menjadi tanggung jawab Pak Kakorlantas Mabes Polri supaya zero accident,” pada hari Sabtu, 8 Maret 2025. Dalam konteks ini, keselamatan dan keamanan warga negara harus tetap menjadi prioritas utama, meskipun mudik tahun ini berlangsung di tengah efisiensi anggaran.

Huda mengusulkan agar pemerintah berpegang pada tiga doktrin utama: keselamatan, keamanan, dan kenyamanan. Dengan penerapan ketiga aspek ini, potensi permasalahan selama mudik dapat diminimalisir, memastikan pengalaman mudik yang tidak hanya aman dan selamat tetapi juga nyaman.

Ia juga mengapresiasi langkah proaktif pemerintah, seperti penurunan harga tiket penerbangan dan pemberian insentif 6 persen PPN dari harga tiket. Terkait infrastruktur, meskipun masih ada perbaikan jalan yang berlangsung, Huda optimis bahwa semuanya akan selesai tepat waktu untuk mendukung kelancaran arus mudik.

“Kami bisa pastikan secara umum dalam situasi ini, perbaikan sedang terus berjalan dan bisa segera dituntaskan,” ungkapnya. Selain itu, manajemen transportasi menjadi sorotan penting, terutama terkait masalah keterlambatan dan penumpukan penerbangan. Huda menekankan perlunya manajemen transportasi yang prima untuk mengatasi kendala tersebut.

Baca juga : Bupati Karawang Ajak Orang Tua Awasi Anak di Tarling Ramadan 1446 H

Terakhir, Huda menekankan pentingnya kemudahan akses informasi, termasuk informasi terkait kecelakaan, agar mudik menjadi tanggung jawab bersama dan permasalahan dapat diselesaikan dengan cepat. Dengan menerapkan tujuh langkah strategis ini, diharapkan mudik Lebaran 2025 dapat berlangsung dengan aman, nyaman, dan bebas dari kecelakaan, sesuai harapan semua pihak.

Melalui persiapan yang matang, diharapkan perjalanan mudik tahun ini dapat memberikan pengalaman positif bagi seluruh masyarakat.***

Karawang, 16 Februari 2025 – DPR RI bersama Badan Gizi Nasional (BGN) menggelar sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Gedung Serba Guna Tirta Winaya, Desa Walahar, Kecamatan Klari, Karawang. Program ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat dan mengurangi angka stunting di Indonesia.

Baca juga : DPRD Jawa Barat Dorong Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan Melalui Perda No. 12 Tahun 2023

Acara sosialisasi ini dihadiri oleh lebih dari 300 peserta yang terdiri dari warga setempat. Hadir pula sejumlah tokoh penting, seperti Anggota Komisi IX DPR RI Cellica Nurrachadiana, Kepala Desa Walahar, dan perwakilan dari Badan Gizi Nasional. Kegiatan ini menjadi langkah nyata pemerintah dalam memperluas cakupan program MBG ke berbagai daerah di Indonesia.

Dukungan Pemerintah untuk Kesejahteraan Rakyat
Dalam sambutannya, Cellica Nurrachadiana menegaskan komitmen pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto untuk memperhatikan kesejahteraan rakyat, termasuk dalam sektor kesehatan dan pemenuhan gizi. Cellica menyampaikan bahwa program MBG dirancang untuk mendukung berbagai kelompok masyarakat yang membutuhkan, seperti anak sekolah, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.

“Sebagai anggota Komisi IX DPR RI yang membidangi kesehatan, kesejahteraan rakyat, dan ketenagakerjaan, saya sangat mendukung program makan bergizi gratis. Program ini dirancang untuk meningkatkan asupan gizi bagi masyarakat yang membutuhkan,” ujar Cellica Nurrachadiana.

Tujuan Utama Program Makan Bergizi Gratis
Program Makan Bergizi Gratis bertujuan untuk:
Meningkatkan kualitas gizi masyarakat, terutama di wilayah yang memiliki tingkat stunting tinggi.
Membantu masyarakat kurang mampu dalam mendapatkan akses ke makanan bergizi.

Membangun sumber daya manusia unggul dan sehat menuju visi besar Indonesia Emas 2045.
Cellica juga menjelaskan bahwa program ini memberikan dampak positif tidak hanya dalam meningkatkan asupan gizi masyarakat, tetapi juga membantu menciptakan generasi yang sehat dan kuat, yang akan menjadi pilar pembangunan bangsa ke depan.

Peran Badan Gizi Nasional
Badan Gizi Nasional (BGN) memiliki peran penting dalam memastikan keberhasilan program MBG. Badan ini bertugas mengatur, mengontrol, dan mengkoordinasikan seluruh program gizi di tingkat nasional maupun daerah.
“Kehadiran Badan Gizi Nasional merupakan langkah strategis untuk memperkuat koordinasi, sinergi, dan integrasi program-program gizi di seluruh Indonesia. Selain itu, melibatkan masyarakat dalam mengontrol program ini akan memastikan keberlanjutan dan keberhasilan tujuan besar kita,” jelas Cellica.

Baca juga : Perayaan Kirab Cap Go Meh 2576/2025 di Kabupaten Karawang Berlangsung Meriah

Target Program Makan Bergizi Gratis

Pemerintah telah menetapkan target ambisius untuk program MBG pada tahun 2025:

  • April 2025: 3 juta anak Indonesia dijadwalkan menerima makanan bergizi gratis.
  • Agustus 2025: Target ini meningkat menjadi 15 juta anak.
  • Akhir 2025: Program ini diharapkan dapat menjangkau seluruh anak Indonesia yang membutuhkan.

Melalui program ini, pemerintah optimis dapat menciptakan generasi yang lebih sehat, sejahtera, dan berdaya saing tinggi. Sosialisasi yang dilakukan di Desa Walahar ini diharapkan mampu meningkatkan antusiasme masyarakat serta mendorong partisipasi aktif dalam mendukung keberhasilan program MBG.***

Jakarta 27 Januari 2025 – Wacana Work From Anywhere (WFA) yang diusulkan oleh Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi, mendapatkan dukungan dari anggota DPR RI. Usulan ini bertujuan untuk mengurangi potensi kemacetan selama arus mudik Lebaran dan Hari Raya Nyepi 2025.

Manfaat Penerapan WFA
Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Syaiful Huda, menilai bahwa penerapan WFA untuk pegawai negeri sipil maupun swasta akan memberikan waktu yang lebih panjang bagi pemudik dalam mempersiapkan perjalanan ke kampung halaman. “Konsep WFA ini layak dikaji agar para pemudik Lebaran maupun Hari Raya Nyepi tidak menempuh perjalanan pada waktu yang sama, sehingga dapat mengurangi potensi kemacetan di jalur tol, akses bandar udara, maupun pelabuhan,” ujarnya dalam keterangannya pada Senin (27/1).

Baca juga : 86 Hewan Ternak di Bekasi Terkena PMK

Rencana Penerapan WFA
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi mengusulkan agar konsep WFA diterapkan pada tanggal 24-27 Maret 2025 untuk menyambut Hari Raya Nyepi dan tanggal 8-11 April 2025 menjelang Idul Fitri. Diperkirakan, Lebaran 2025 akan jatuh pada tanggal 31 Maret atau 1 April, sedangkan Hari Raya Nyepi pada tanggal 29 Maret 2025.

Antisipasi Arus Mudik
Huda mengingatkan bahwa mepetnya dua hari besar ini berpotensi mengganggu arus mudik, terutama karena layanan di Pelabuhan Gilimanuk dan Bandara Ngurah Rai akan berhenti selama perayaan Nyepi. “Situasi ini harus diantisipasi jauh hari, dan konsep WFA yang disampaikan oleh Menhub Dudy sangat relevan untuk diterapkan agar pemudik, terutama dari Bali dan sekitarnya, dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik,” ungkapnya.

“Situasi adanya dua hari raya yang jatuh dalam kurun waktu hampir bersamaan harus diantisipasi secara serius,” tandas Huda.(*)