
Karawang, – PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) resmi memperkenalkan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen (SPBH) atau Hydrogen Refueling Station (HRS) yang terletak di pabrik Toyota di Karawang, Jawa Barat. Peresmian ini menjadi bagian dari ekosistem kendaraan hidrogen yang dirancang untuk mendukung transisi energi hijau di Tanah Air.
Baca juga : Gerbang PT Changsin Kembali Dibuka, Pedagang Sambut Haru
Proses pembangunan HRS ini memakan waktu satu tahun dan melibatkan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, akademisi, BRIN, Pertamina, PLN, dan Indonesia Fuel Cell and Hydrogen Energy (IFHA). Menurut Nandi Julyanto, Presiden Direktur PT TMMIN, langkah ini mendukung upaya pemerintah dalam mengembangkan ekosistem hidrogen dan mengadopsi energi yang lebih berkelanjutan.
“Upaya ini merupakan langkah penting bagi Toyota dalam memperkenalkan solusi energi masa depan yang lebih berkelanjutan. Toyota bertujuan memastikan setiap teknologi dapat berkontribusi dalam pengurangan emisi karbon,” ujar Nandi dalam peresmian HRS di Karawang, Selasa (11/2).
Dari Grey Energy Menuju Green Hydrogen
HRS Toyota saat ini digunakan untuk mengisi ulang kendaraan berbasis hidrogen seperti forklift dan mobil Toyota Mirai. Hidrogen yang digunakan saat ini merupakan kategori grey hydrogen, namun Toyota berencana beralih ke green hydrogen melalui proses elektrolisis air menggunakan energi terbarukan.
Meskipun transisi ini membutuhkan infrastruktur yang lebih maju dan investasi besar, Toyota yakin bahwa hidrogen memiliki potensi besar sebagai sumber energi ramah lingkungan. Selain itu, sumber daya alam terbarukan di Indonesia seperti air, geothermal, dan biomas memberikan peluang besar untuk memproduksi hidrogen hijau di masa depan.
Baca juga : DTSEN Tingkatkan Akurasi Penyaluran Bansos
Toyota telah beberapa kali memperkenalkan kendaraan berbasis hidrogen, seperti Toyota Mirai, kepada publik Indonesia. Namun, kendaraan ramah lingkungan ini belum dipasarkan secara massal.
Dengan peresmian HRS ini, Toyota berharap bisa mempercepat pengembangan ekosistem hidrogen di Indonesia, sekaligus mendukung target pengurangan emisi karbon dan transisi menuju energi hijau.***