Jakarta – Pemerintah secara resmi menetapkan awal Ramadan 1446 H jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025. Keputusan ini diumumkan dalam sidang isbat yang digelar oleh Kementerian Agama (Kemenag) di Auditorium Haji Mohammad Rasjidi, Jakarta Pusat, pada Jumat malam. Jum’at 28/02/2025

Baca juga : Hilal 1 Ramadan 1446 H Tidak Terlihat di Karawang

Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar, yang memimpin sidang isbat, menjelaskan bahwa penetapan ini dilakukan dengan mengacu pada metode rukyatul hilal (pengamatan bulan sabit) dan hisab (perhitungan astronomi). Berdasarkan data yang dihimpun, hilal telah terlihat di beberapa wilayah Indonesia.

“Berdasarkan hasil sidang isbat, 1 Ramadan 1446 Hijriah jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025,” ungkap Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam konferensi pers usai sidang.

Keselarasan dengan Ormas Keagamaan
Keputusan yang diambil pemerintah ini tidak berbeda dengan hasil pengamatan dan perhitungan dari dua organisasi Islam besar, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, dalam siaran YouTube TVNU, menyampaikan bahwa awal Ramadan tahun ini sama dengan hasil sidang isbat pemerintah.

“Hilal sudah terlihat dan 1 Ramadan 1446 H jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025,” ujar Yahya Cholil Staquf.


Sementara itu, Muhammadiyah yang menggunakan metode hisab wujudul hilal telah lebih dulu mengumumkan bahwa awal Ramadan jatuh pada tanggal yang sama. “Pada saat matahari terbenam pada Jumat, 28 Februari 2025, hilal sudah wujud di seluruh wilayah Indonesia,” jelas Sekretaris PP Muhammadiyah, M Sayuti, dalam keterangannya pada Rabu, 12 Februari 2025.

Salat Tarawih Perdana
Dengan penetapan ini, umat Islam di Indonesia akan melaksanakan salat tarawih pertama pada Jumat malam, 28 Februari 2025, setelah salat Isya. Salat tarawih menjadi salah satu rangkaian ibadah sunnah yang rutin dilakukan umat Islam di malam hari selama bulan Ramadan.

Baca juga : KOAS 2025: TP-PKK Karawang Bangun Generasi Berakhlak Mulia

Persiapan Menyambut Ramadan
Penetapan awal Ramadan ini memberikan kepastian bagi umat Islam di Indonesia untuk mulai mempersiapkan diri menyambut bulan suci Ramadan. Berbagai tradisi keagamaan, seperti salat tarawih, tadarus Al-Qur’an, dan amalan sunnah lainnya, akan segera dimulai. Ramadan juga menjadi momentum bagi umat Islam untuk mempererat kebersamaan, baik dalam keluarga maupun dalam komunitas masyarakat.***

Karawang – Pemantauan hilal 1 Ramadan 1446 H yang dilakukan oleh Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Karawang pada Jumat sore di atap Gedung Hotel Brits berakhir dengan hasil yang sama seperti banyak daerah lain: hilal tidak terlihat. Kondisi cuaca berawan menjadi salah satu faktor utama yang menghalangi pengamatan. Jum’at 28/02/2025

Baca juga : KOAS 2025: TP-PKK Karawang Bangun Generasi Berakhlak Mulia

Kepala Kemenag Karawang, Sopian, menjelaskan bahwa proses rukyat hilal dilakukan bersama oleh tim dari Badan Hisab Rukyat Karawang, Kemenag, dan sejumlah perwakilan organisasi masyarakat (ormas) keagamaan lainnya. Meski upaya maksimal telah dilakukan, cuaca yang kurang mendukung membuat hilal tidak dapat terlihat hingga matahari terbenam pukul 18.13 WIB.

Proses Pemantauan dan Kesimpulan
“Di titik pengamatan ini, dari tiga petugas yang bertugas, semuanya menyimpulkan bahwa hilal tidak terlihat. Oleh karena itu, untuk penentuan awal Ramadan, kita akan menunggu hasil sidang isbat yang dipimpin oleh Menteri Agama,” ujar Sopian kepada awak media.
Sidang isbat, yang akan membahas hasil pemantauan hilal dari seluruh wilayah Indonesia, menjadi tahap akhir dalam menentukan awal Ramadan. Selain laporan dari Karawang, data dari berbagai daerah di Indonesia akan dikompilasi untuk memastikan apakah hilal terlihat atau tidak.

Prosedur Penentuan Awal Ramadan
Menurut Sopian, sidang isbat melibatkan berbagai pihak, termasuk perwakilan dari ormas keagamaan dan ahli astronomi. “Setiap ormas akan diminta pendapatnya, dan keputusan ini tidak hanya berdasarkan pengamatan di Karawang, tetapi juga dari seluruh Indonesia,” tambahnya.

Baca juga : BSMSS 2025 Resmi Dimulai di Desa Tegalurung, Karawang

Jika hilal terlihat di wilayah lain, maka umat Islam di Indonesia akan memulai ibadah puasa pada Sabtu, 1 Maret 2025. Namun, jika hilal tidak terlihat di seluruh Indonesia, maka metode istikmal akan digunakan, yaitu menyempurnakan bulan Sya’ban menjadi 30 hari, sehingga awal Ramadan jatuh pada Minggu, 2 Maret 2025.***

Karawang – Perum Bulog Karawang terus berupaya memenuhi target penyerapan gabah kering panen (GKP) tahun 2025 yang ditetapkan sebesar 75 ribu ton. Untuk mewujudkannya, Bulog menggandeng jajaran TNI serta pemerintah daerah dalam proses penyerapan gabah langsung dari petani.
Kepala Perum Bulog Karawang, Umar Said, dalam keterangannya di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Selasa (25/2), menyebutkan bahwa gabah yang diserap akan diproses menjadi beras dan disiapkan sebagai bagian dari stok cadangan beras pemerintah.

Baca juga : Inagurasi Politeknik Kepribadian Pilih Pemimpin Baru Mahasiswa Periode 2025-2026

“Pengadaan (penyerapan gabah) kami baru berjalan seminggu, saat ini sudah mencapai sekitar 2.000 ton gabah atau setara 1.000 ton beras,” ungkapnya.

Target 3 Juta Ton Beras Setara Gabah
Umar menegaskan bahwa Bulog Karawang siap mendukung target pemerintah dengan menyerap 75 ribu ton GKP, yang setara dengan 3 juta ton beras. Untuk mencapai target tersebut, pihaknya menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah dan jajaran TNI, khususnya Kodim, yang bertugas memberikan informasi terkait lokasi panen.

“Keterlibatan TNI sangat membantu, terutama dalam memastikan kami dapat menjangkau lokasi panen sehingga penyerapan dapat dilakukan langsung dari petani. Pemerintah daerah juga kami harapkan dapat memberikan informasi serupa,” tambahnya.

Kolaborasi dengan Mitra dan Harga Gabah Sesuai Ketentuan
Dalam proses penyerapan gabah, Bulog Karawang juga bekerja sama dengan 15-20 mitra kerja. Mitra ini mencakup perusahaan berbadan hukum, badan usaha, usaha perseorangan, serta kelompok tani atau gabungan kelompok tani. Seluruh mitra harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh Bulog untuk menjalankan kerja sama ini.

Harga pembelian gabah kering panen ditetapkan sebesar Rp6.500 per kilogram, sesuai dengan Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 14 Tahun 2025. Harga ini diharapkan dapat memberikan kesejahteraan bagi petani sekaligus menjaga stabilitas stok beras nasional.

Baca juga : Penandatanganan Inpres DTSEN: Era Baru Data Nasional

Optimisme Sambut Panen Raya
Umar Said optimistis target penyerapan akan tercapai. Puncak penyerapan diproyeksikan akan terjadi pada bulan Maret dan April 2025, bertepatan dengan musim panen raya padi di wilayah tersebut. “Kami ingin memastikan penyerapan berjalan lancar dan tepat sasaran, sehingga mampu menjaga ketersediaan cadangan beras pemerintah,” tegas Umar.

Wilayah kerja Bulog Karawang mencakup Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, dan Kota Bekasi. Dengan dukungan TNI, pemerintah daerah, serta mitra kerja yang solid, Bulog Karawang berkomitmen untuk terus mendukung ketahanan pangan nasional melalui upaya penyerapan gabah petani secara optimal.***

Karawang – Di balik seragam cokelat khas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), ada sosok perempuan tangguh yang memegang peran vital dalam menjaga ketertiban dan penegakan hukum. Mia Aprilia, seorang anggota Satpol PP di Karawang, membuktikan bahwa perempuan juga memiliki peran penting dalam dunia yang sering dianggap didominasi oleh laki-laki.

Baca juga : Wabup Maslani Ajak Wujudkan Karawang Maju

Bagi banyak orang, Satpol PP seringkali diasosiasikan dengan tindakan represif dalam menegakkan aturan. Namun, bagi Mia, tugasnya lebih dari sekadar menggusur pedagang atau mengambil tindakan tegas. “Awalnya saya berpikir tugas Satpol PP hanya soal menertibkan pedagang. Namun, setelah bergabung, saya memahami bahwa setiap tindakan harus melalui proses hukum dan pendekatan yang tepat. Kami dituntut untuk sabar, bernegosiasi tanpa kekerasan, dan menjaga komunikasi agar tidak salah paham di hadapan masyarakat,” ujar Mia saat berbincang, Selasa (25/2).

Menghadapi Tantangan dan Stereotip

Sebagai seorang perempuan di tengah lingkungan kerja yang didominasi oleh laki-laki, Mia sering kali menghadapi pandangan sebelah mata, baik dari masyarakat maupun rekan kerjanya. “Sering kali saya diremehkan saat bertugas. Namun, saya memilih untuk tidak menanggapi. Mereka melampiaskan amarahnya kepada kami karena merasa hak-haknya dibatasi. Selama tidak ada kekerasan fisik, saya memilih untuk tetap tenang dan menjalankan tugas saya,” jelas Mia dengan tegas.

Peran Perempuan dalam Menjaga Ketertiban

Meski sering dipandang sebelah mata, peran perempuan di Satpol PP tidak bisa dianggap remeh, terutama dalam situasi-situasi tertentu. Salah satunya adalah saat terjadi demonstrasi atau aksi unjuk rasa. Mia mengungkapkan, “Kami sering ditempatkan di garis depan saat unjuk rasa untuk meredam ketegangan, terutama jika pendemonstrasi adalah ibu-ibu. Kami harus menjaga agar situasi tetap kondusif.”

Selain itu, dalam penertiban pasar atau bangunan liar, Mia dan rekan-rekan perempuan Satpol PP memiliki tugas spesifik, yakni memberikan pendekatan humanis. “Kami lebih fokus untuk membantu pedagang, menenangkan mereka yang emosi, atau membantu ibu-ibu yang panik,” ujar Mia.

Pengalaman Berkesan di Pasar Lama Dengklong

Mia mengenang salah satu pengalaman paling berkesan saat bertugas di Pasar Lama Dengklong. Dalam sebuah penertiban yang awalnya berjalan damai, situasi tiba-tiba berubah ricuh. “Ketika massa semakin besar, kami harus mundur demi keselamatan. Bahkan, ada yang melemparkan petasan ke arah petugas dan rombongan muspida. Momen itu mengajarkan kami bahwa tantangan di lapangan selalu datang secara tiba-tiba,” cerita Mia, dengan senyum di wajahnya.

Baca juga :
Inagurasi Politeknik Kepribadian Pilih Pemimpin Baru Mahasiswa Periode 2025-2026 

Dedikasi dan Komitmen

Meski tugasnya penuh dengan tantangan dan risiko, Mia tetap menjalankan tugas dengan penuh dedikasi dan semangat. Menurutnya, menjadi bagian dari Satpol PP bukan hanya soal penegakan aturan, tetapi juga soal bagaimana menjadi penjaga ketertiban yang bisa tetap memberikan pendekatan persuasif dan humanis kepada masyarakat.

Dengan tekad yang kuat dan dedikasi tinggi, Mia Aprilia dan rekan-rekan perempuan lainnya membuktikan bahwa keberanian dan ketangguhan perempuan sangat dibutuhkan dalam penegakan ketertiban dan hukum. Seiring berjalannya waktu, mereka terus mengubah paradigma tentang peran perempuan dalam Satpol PP, menjadikan mereka sosok yang tak hanya kuat, tetapi juga penuh empati.***

Karawang – Politeknik Kepribadian, sebuah institusi pendidikan tinggi di Karawang, baru-baru ini menggelar kegiatan inagurasi yang melibatkan 200 mahasiswa dari angkatan 1, 2, dan 3. Acara yang berlangsung di Villa Legok Muncang, Tegalwaru Karawang. Menjadi momen penting bagi mahasiswa Politeknik Kepribadian untuk mempererat tali silaturahmi, sekaligus memilih kepemimpinan organisasi mahasiswa baru untuk periode 2025-2026. Sabtu 22/02/2025

Baca juga : Vokalis Band Sukatani Resmi Dipecat dari Sekolah, Ini Alasannya

Wakil Direktur 3 Politeknik Kepribadian bidang kemahasiswaan, Hadi Brata, dengan bangga menyampaikan apresiasi atas kekompakan mahasiswa dalam menyelenggarakan kegiatan inagurasi ini. Dalam sambutannya, Hadi Brata menekankan bahwa acara ini tidak hanya bertujuan untuk mempererat hubungan antar mahasiswa dari berbagai program studi, tetapi juga menjadi ajang penting untuk menentukan Ketua Badan Legislatif Mahasiswa (BLM) dan Presiden Mahasiswa yang akan memimpin organisasi kemahasiswaan Politeknik Kepribadian untuk satu tahun ke depan.

Mahasiswa Politeknik Kepribadian ikuti Inagurasi

Pemilihan Kepemimpinan Mahasiswa
Sebelum acara inagurasi, masing-masing program studi telah melakukan pemilihan ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP). Hasilnya, Agung (Semester 2) terpilih sebagai Ketua HMP Prodi Pembangunan Pedesaan dan Ekonomi Masyarakat (PPEM), Aryo (Semester 4) sebagai Ketua HMP Prodi Teknologi Rekayasa Perangkat Lunak (TRPL), dan Lukman (Semester 2) sebagai Ketua HMP Prodi Bisnis Digital.

Pada akhir rangkaian acara inagurasi, para mahasiswa melakukan musyawarah untuk menentukan Ketua Badan Legislatif Mahasiswa (BLM) dan Presiden Mahasiswa periode 2025-2026. Setelah melalui proses diskusi dan pemungutan suara, mahasiswa sepakat memilih Yadi Supriadi dari Prodi Bisnis Digital sebagai Ketua BLM, serta Ergat Bustomy Ali dari Prodi PPEM sebagai Presiden Mahasiswa Politeknik Kepribadian.

Materi dan Sosialisasi Tambahan
Selain agenda pemilihan kepemimpinan, kegiatan inagurasi ini juga diisi dengan beberapa materi dan sosialisasi yang bertujuan untuk memperkaya pengetahuan dan wawasan mahasiswa. Salah satunya adalah materi keorganisasian yang disampaikan oleh Kepala Program Studi TRPL, Muhammad Taskum. Materi ini diharapkan dapat membekali para mahasiswa dengan pemahaman yang lebih baik terkait struktur dan tata kelola organisasi kemahasiswaan.

Pengarah Ketua Panitia Inagurasi Politeknik Kepribadian

Selain itu, acara inagurasi juga menjadi wadah bagi sosialisasi Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) yang dibawakan oleh Ketua PMB, Kiki Syarifudin. Informasi mengenai proses pendaftaran, persyaratan, dan berbagai hal terkait penerimaan mahasiswa baru disampaikan secara komprehensif agar dapat menjangkau seluruh mahasiswa Politeknik Kepribadian.

Baca juga : DPRD Jawa Barat Dorong Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan Melalui Perda No. 12 Tahun 2023

gurasi ini menjadi momen penting bagi mahasiswa Politeknik Kepribadian untuk membangun sinergi yang lebih kuat antar program studi, sekaligus menciptakan regenerasi kepemimpinan organisasi kemahasiswaan yang solid dan berintegritas. Dengan terpilihnya Yadi Supriadi sebagai Ketua BLM dan Ergat Bustomy Ali sebagai Presiden Mahasiswa, diharapkan organisasi kemahasiswaan Politeknik Kepribadian dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi kemajuan kampus./qie

MADIUN (21 Februari 2025) – Pemerintah Indonesia mengambil langkah strategis untuk memperkuat pengelolaan data nasional dengan meluncurkan Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN). Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, secara resmi menandatangani Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2025 tentang DTSEN pada 5 Februari 2025.
Langkah ini menjadi tonggak penting dalam memperbarui sistem data kependudukan yang lebih terintegrasi dan akurat, terutama untuk mendukung penyaluran bantuan sosial dan program pemberdayaan masyarakat berbasis data.

Baca juga : Usai Dilantik, Bupati Karawang Aep Syaepuloh Ikut Retreat di Akmil Magelang

DTSEN: Data Induk Baru Pengganti DTKS
Dalam acara dialog bersama di Pendopo Ronggo Djoemono, Kabupaten Madiun, Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menjelaskan bahwa DTSEN akan menggantikan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) sebagai rujukan utama untuk semua kebijakan sosial dan ekonomi.

“Ini adalah pertama kalinya Indonesia memiliki data tunggal nasional yang mencakup seluruh penduduk, dari lapisan terbawah hingga teratas. DTSEN menjadi landasan program-program sosial dan ekonomi ke depan,” kata Gus Ipul, Jumat (21/02/2025).
Lebih lanjut, Gus Ipul menjelaskan bahwa validasi data akan dikelola oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Proses pembaruan data dapat dilakukan melalui jalur formal, seperti pemerintah daerah, maupun jalur partisipasi masyarakat.
“Validitas data adalah kunci kebijakan yang tepat sasaran. Jika ada data yang tidak sesuai, pendamping sosial wajib melaporkannya,” tambahnya.

Paradigma Baru: Dari Social Protection ke Empowerment Heavy
DTSEN tidak hanya tentang pembaruan data, tetapi juga mencerminkan perubahan besar dalam paradigma kebijakan sosial pemerintah. Gus Ipul menyampaikan, selama ini fokus kebijakan lebih berat pada perlindungan sosial (social protection). Namun kini, Presiden Prabowo mendorong keseimbangan dengan pendekatan pemberdayaan (empowerment heavy).
“Presiden ingin masyarakat diberikan peluang untuk naik kelas melalui pemberdayaan ekonomi, sehingga tidak hanya bergantung pada bantuan sosial,” jelasnya.

Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono turut menegaskan pentingnya perubahan pola pikir. Pilar-pilar sosial di seluruh daerah diinstruksikan untuk mendorong penerima manfaat agar lebih mandiri.
“Pendamping PKH khususnya harus mendorong setiap penerima manfaat agar berdaya, dan tidak berlama-lama menerima bantuan sosial,” tegas Wamensos.

Dampak Positif DTSEN bagi Kebijakan Sosial dan Ekonomi
Dalam konteks lokal, Wakil Bupati Madiun Purnomo Hadi memuji dampak program sosial yang berbasis pemberdayaan. Program seperti bantuan permakanan untuk lansia dan disabilitas, serta program kewirausahaan, telah berhasil menurunkan angka kemiskinan di Kabupaten Madiun. “Ini adalah hasil kerja keras pilar-pilar sosial di lapangan,” ujar Purnomo.


Penandatanganan Inpres DTSEN diharapkan membawa dampak signifikan dalam kebijakan sosial dan ekonomi nasional. Dengan data yang lebih valid, pemerintah dapat memastikan bantuan sosial lebih tepat sasaran, sekaligus menciptakan peluang pemberdayaan ekonomi bagi kelompok rentan.

Baca juga : DTSEN Rampung: Kolaborasi Menteri Ciptakan Sejarah Baru Data Nasional

Partisipasi Masyarakat Kunci Keberhasilan DTSEN
Kementerian Sosial mengajak seluruh masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam proses pemutakhiran data. Pelaporan perubahan data dapat dilakukan melalui pemerintah desa/kelurahan setempat atau melalui platform digital resmi yang telah disediakan pemerintah.

Dengan langkah besar ini, DTSEN menjadi harapan baru untuk memperbaiki akurasi data nasional dan memberikan dampak nyata pada kehidupan masyarakat Indonesia.***

Banjarnegara – Novi Citra Indriyati, vokalis band Sukatani, diberhentikan dari posisinya sebagai guru di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SD IT) Mutiara Hati, Desa Purworejo, Kecamatan Purwareja Klampok, Kabupaten Banjarnegara. Pemberhentian ini terjadi pada Kamis (6/2/2025), sebelum lagu “Bayar Bayar Bayar,” yang berisi kritik terhadap institusi kepolisian, menjadi viral. Meskipun banyak yang mengaitkan pemecatannya dengan lagu tersebut, pihak sekolah menegaskan bahwa keputusan ini bukan karena musik, melainkan adanya pelanggaran kode etik. Sabtu 22/02/2025

Baca juga : DTSEN Rampung: Kolaborasi Menteri Ciptakan Sejarah Baru Data Nasional

Kepala SD IT Mutiara Hati, Eti Endarwati, menjelaskan bahwa pemberhentian Novi disebabkan oleh pelanggaran kode etik yang berkaitan dengan syariat Islam. “Yang menjadi masalah adalah pelanggaran kode etik, khususnya terkait syariat Islam, bukan lagu atau peristiwa viralnya,” ujar Eti saat dihubungi pada Sabtu (22/2/2025). Eti mengungkapkan bahwa pelanggaran tersebut terkait unggahan di media sosial Novi yang memperlihatkan auratnya. “Kode etik sekolah sudah disosialisasikan sejak awal. Jadi, beliau sudah paham konsekuensinya,” tambahnya.

Bukan karena Musik, tetapi Kode Etik
Novi diketahui melamar sebagai guru di SD IT Mutiara Hati pada tahun 2020/2021 dan resmi bergabung pada 2022. Meski dinilai memiliki kinerja baik dalam mengajar, pihak sekolah menekankan bahwa seorang guru tidak hanya dituntut memiliki kompetensi, tetapi juga harus mematuhi nilai-nilai yang berlaku di sekolah tersebut. Sebagai bentuk profesionalitas, pihak sekolah telah menyiapkan surat keterangan pengalaman mengajar untuk Novi, meskipun hingga kini surat tersebut belum diambil.
Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Dindikpora) Kabupaten Banjarnegara, Teguh Handoko, membenarkan bahwa status Novi dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik) sudah dinonaktifkan sejak 6 Februari 2025. “Namun, apakah karena dipecat atau mengundurkan diri, itu merupakan wewenang pihak yayasan,” ujar Teguh.

Solidaritas untuk Sukatani dan Hak Berkarya
Setelah lagu “Bayar Bayar Bayar” viral dan Sukatani Band menyampaikan permintaan maaf kepada Kapolri melalui media sosial, kabar pemecatan Novi kembali menjadi sorotan. Peristiwa ini memicu aksi solidaritas yang digelar di Alun-Alun Purbalingga pada Sabtu (22/2/2025). Dukungan terhadap band asal Purbalingga ini disuarakan melalui tagar #KamiBersamaSukatani, yang ramai di media sosial.
Sidiq Adi, perwakilan aksi dari Kamisan Purwokerto, menegaskan bahwa Sukatani adalah simbol perjuangan kebebasan berekspresi. “Lagu-lagu mereka mewakili suara masyarakat. Ketika mereka dibungkam, giliran kita yang berjuang membela mereka,” ujar Sidiq. Aksi tersebut melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk seniman, pelajar, hingga suporter sepak bola.

Baca juga : Usai Dilantik, Bupati Karawang Aep Syaepuloh Ikut Retreat di Akmil Magelang

Selain menyanyikan lagu “Bayar Bayar Bayar” bersama-sama, aksi ini mencakup mimbar bebas, pertunjukan musik dari band lokal, hingga pembagian hasil panen petani lokal. “Kegiatan ini mempertegas bahwa kritik adalah hak semua orang. Mimbar bebas menjadi ruang bagi siapa saja untuk berekspresi,” ungkap Sidiq. Aksi berbagi hasil panen juga menjadi ciri khas Sukatani dalam setiap pertunjukannya sebagai bentuk dukungan terhadap petani lokal.
Aksi solidaritas untuk Sukatani menegaskan bahwa mereka tidak hanya sekadar band, tetapi juga ikon perjuangan kebebasan berekspresi di Indonesia. Dukungan luas dari masyarakat mencerminkan pentingnya kebebasan berkarya dan menyuarakan pendapat dalam kehidupan bermasyarakat.***

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) dengan bangga mengumumkan rampungnya penyusunan Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN). Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengungkapkan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat, khususnya Kementerian Sosial (Kemensos), atas kontribusi besar mereka dalam proses ini. Penyelesaian DTSEN tak lepas dari kerja sama lintas sektoral yang solid serta arahan tegas Presiden Prabowo Subianto.

Baca juga : Masyarakat Karawang Sambut Bupati Baru dengan Antusias

“Terima kasih kepada Pak Mensos (Saifullah Yusuf) yang dengan rasa legowo telah menyampaikan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS),” ujar Amalia usai menyerahkan DTSEN ke Kemensos di kantor Bappenas, Kamis (20/2/2025).

Amalia juga menyoroti peran kementerian lain yang menyerahkan data penting seperti Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) dan Penyasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE). Data-data tersebut kemudian dipadankan dengan data dari PLN dan Dukcapil untuk memastikan kelengkapan dan akurasi. “Kolaborasi ini akhirnya memungkinkan kami menyelesaikan DTSEN dengan baik,” tambahnya.

Sejarah Baru untuk Sistem Data Indonesia
Menteri Sosial Saifullah Yusuf, yang akrab disapa Gus Ipul, menyebut penyusunan DTSEN sebagai salah satu pencapaian besar era Presiden Prabowo. Ia mengungkapkan bahwa amanat Presiden untuk membangun data akurat menjadi dasar dari proses ini.


“Sungguh ini adalah sebuah catatan sejarah baru dalam urusan data,” kata Gus Ipul. Ia juga menegaskan bahwa upaya serupa telah dilakukan berkali-kali sebelumnya, namun baru di era Presiden Prabowo, dengan arahan yang jelas dan kolaborasi antar-menteri, impian tentang satu data nasional akhirnya terwujud.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, turut memberikan apresiasi kepada BPS, Kemensos, dan Kemenko Pemas atas peran mereka dalam menyelesaikan DTSEN. Ia menyebut DTSEN sebagai tonggak sejarah baru Indonesia.

“Saya terus terang juga baru ngeh namanya bagus, DTSEN, seperti sebuah tanda atau ‘sign’, yang mengarahkan kita ke kiri atau ke kanan,” ucap Rachmat sambil tersenyum.

Konsolidasi Data untuk Program yang Tepat Sasaran

DTSEN merupakan hasil integrasi tiga pangkalan data utama, yakni:

  • Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS),
  • Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek), dan
  • Penyasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE).

Konsolidasi data ini telah diuji silang oleh BPS dengan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) milik Kementerian Dalam Negeri untuk menjamin akurasi.

Dengan rampungnya DTSEN, data ini akan menjadi acuan penting bagi seluruh kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah dalam penyaluran bantuan sosial maupun pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat. Data yang akurat diharapkan mampu menjadikan program-program tersebut lebih tepat sasaran.

Baca juga : Pencairan Bansos Triwulan Pertama 2025 Hampir Rampung, Target Selesai Sebelum Ramadan

Langkah Selanjutnya: Pemutakhiran dan Implementas

Setelah ditandatangani Presiden Prabowo, DTSEN diserahkan kepada sejumlah kementerian, termasuk Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Kemenko Pemas), Kemensos, Kemendagri, dan Bappenas. Proses berikutnya meliputi:

  • Uji petik untuk memastikan validitas data,
  • Pemutakhiran data secara berkala, dan
  • Penyusunan acuan program berdasarkan DTSEN.

Dengan penyelesaian ini, Indonesia kini memiliki pijakan kokoh untuk meningkatkan efektivitas berbagai kebijakan sosial dan ekonomi. DTSEN menjadi simbol keberhasilan sinergi lintas sektor dalam pemerintahan.***

Karawang – Kelompok Tani (Poktan) bersama Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) dari UPTD Dinas Pertanian Kecamatan Kutawaluya Kabupaten Karawang menggelar kegiatan geropyokan Kalagumarang untuk membasmi hama tikus yang merugikan petani. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Sindangsari Kecamatan Kutawaluya. Kamis 20/02/2025

Baca juga : Masyarakat Karawang Sambut Bupati Baru dengan Antusias

Strategi Kalagumarang: Anjing Pemburu Tikus
Dalam kegiatan ini, ratusan anjing pemburu tikus dikerahkan untuk membantu membasmi hama tikus di lahan pertanian milik Poktan Sekarmulya. Para petani bersama PPL bekerja sama dalam upaya mengurangi kerugian akibat serangan tikus yang kerap merusak hasil panen.

Menurut Endan, salah satu petani dari Desa Sindangmulya, berbagai metode sebelumnya telah dicoba, namun hasilnya belum memuaskan.
“Kami telah mencoba menggunakan pupuk, obat-obatan, hingga penghalang tikus seperti oil mobil dan plastik fiber, tetapi hasilnya belum maksimal. Oleh karena itu, kami bekerja sama dengan PPL dan menggunakan anjing pemburu untuk membasmi tikus,” jelasnya.

Kolaborasi Petani dan PPL
Ayat, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) dari UPTD Dinas Pertanian Kutawaluya, menyatakan bahwa kegiatan ini menjadi langkah kolaboratif antara petani dan PPL dalam menghadapi ancaman hama tikus.

“Tujuan utama kegiatan ini adalah mengurangi populasi tikus yang merugikan petani. Kami berharap setelah geropyokan Kalagumarang ini, jumlah hama tikus dapat ditekan secara signifikan,” ujar Ayat.

Baca juga : Reshuffle Perdana Kabinet Prabowo, Brian Yuliarto Dilantik Sebagai Mendiktisaintek

Harapan Petani dan Efektivitas Geropyokan
Para petani berharap upaya ini dapat membawa hasil yang lebih baik dibandingkan metode sebelumnya. Dengan melibatkan anjing pemburu tikus, kegiatan ini diharapkan menjadi solusi inovatif dan efektif dalam mengatasi masalah hama tikus yang telah lama menjadi ancaman bagi sektor pertanian di wilayah Karawang.***

Bandung – Wilayah Purwakarta dan Karawang diguncang gempa tektonik bermagnitudo M3,8 pada Kamis malam, 20 Februari 2025, pukul 21.35 WIB. Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa ini berpusat di darat, tepatnya 14 kilometer tenggara Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, dengan kedalaman hanya 4 kilometer.

Baca juga : Masyarakat Karawang Sambut Bupati Baru dengan Antusias

Penyebab Gempa dan Dampaknya
Menurut Hartanto, Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah II Tangerang, gempa ini disebabkan oleh aktivitas sesar aktif di wilayah setempat. Meskipun tergolong dangkal, efeknya dirasakan cukup signifikan di Purwakarta dan Karawang pada skala intensitas II-III MMI.

Pada skala ini, lindu menyebabkan benda ringan yang digantung bergoyang dan memberikan sensasi seolah-olah ada truk besar yang melintas. Meski demikian, hingga pukul 21.48 WIB, belum ada laporan kerusakan bangunan atau korban jiwa akibat gempa ini. BMKG juga mencatat tidak ada aktivitas gempa susulan setelah peristiwa tersebut.

Gempa Terdahulu di Jawa Barat
Sebelumnya, gempa dengan kekuatan M4,5 juga mengguncang wilayah Sukabumi, Jawa Barat, pada Kamis sore pukul 17.12 WIB. Gempa tersebut berpusat di laut, tepatnya 73 kilometer barat daya Bayah, Banten, dengan kedalaman 26 kilometer. Sama seperti gempa di Purwakarta dan Karawang, peristiwa tersebut juga disebabkan oleh aktivitas sesar aktif.

Baca juga : Pencairan Bansos Triwulan Pertama 2025 Hampir Rampung, Target Selesai Sebelum Ramadan

Imbauan BMKG
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang namun waspada terhadap potensi gempa susulan, meskipun hingga saat ini belum ada indikasi aktivitas lanjutan. Penting untuk selalu mengikuti informasi resmi dari BMKG dan tidak mudah terpancing oleh berita hoaks terkait gempa.***