Persoona.id – Pemerintah Desa Telukjambe kembali menunjukkan komitmennya dalam mengatasi persoalan sampah melalui kegiatan Penyuluhan Pilah Sampah dari Rumah yang digelar pada Sabtu malam, 12 Juli 2025. Kegiatan ini dipusatkan di lingkungan RT 010, RW 04, dengan dihadiri lebih dari 50 warga yang antusias mengikuti materi penyuluhan.

Baca juga : DPRD Jabar Sosialisasikan Perda Ketahanan Keluarga, Media Sosial Jadi Sorotan

Program yang merupakan bagian dari anggaran kerja tahun 2025 ini bertujuan membangun budaya pengelolaan sampah berbasis rumah tangga, sebagai upaya mendukung operasional TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle) milik BUMDes Berkah Bersama Telukjambe.

Tokoh masyarakat Haerudin tampil sebagai pemateri utama dalam penyuluhan ini. Dalam paparannya, ia menyampaikan bahwa memilah sampah merupakan langkah awal penting dalam menciptakan lingkungan sehat dan berkelanjutan.

“Sampah yang kita kelola dengan benar bisa menjadi berkah, bukan sekadar masalah. Pemilahan yang baik akan memudahkan TPS3R bekerja dan bahkan membuka peluang ekonomi baru di desa,” jelas Haerudin.

Kepala Desa Telukjambe, Uji, yang hadir langsung dalam kegiatan ini menegaskan bahwa program edukasi pilah sampah akan dilakukan secara berkelanjutan dari RT ke RT dan RW ke RW. Menurutnya, kesadaran kolektif harus dibentuk dari level terbawah demi mewujudkan desa yang bersih, sehat, dan mandiri dalam pengelolaan sampah.

“Kami tidak akan berhenti. Edukasi akan kami lakukan terus-menerus agar masyarakat terbiasa memilah sampahnya dari rumah. Ini kerja bersama untuk lingkungan dan masa depan desa kita,” ujar Uji.

Baca juga : Menelusuri Jejak Perlawanan Ki Bagus Jabin: Ulama Pejuang Kolonial yang Dimakamkan di Cikampek Pusaka

Penyuluhan ini juga mendapat dukungan dari berbagai perangkat desa dan lembaga, antara lain Sekretaris Desa Tajudin Nur, Sekretaris BPD Sulamul Hadi, Ketua RW 04 Bapak Sawin, Kadus Sukagalih Yanyan Ruhyana, Ketua TPS3R Sukardi, dan perwakilan BUMDes Sartono.

Kegiatan ini diharapkan menciptakan siklus pengelolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan, dengan masyarakat sebagai penggerak utama dan TPS3R sebagai pusat pengelolaan. Program ini juga sejalan dengan visi pembangunan desa berbasis lingkungan dan ekonomi sirkular.(*)

Persoona.id – Mojang Jajaka (Moka) Kabupaten Karawang, Yuni Fadillah dan Dehan Suhanda, kembali menunjukkan peran aktif mereka sebagai duta daerah dengan terlibat langsung dalam pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Kali ini, mereka berkolaborasi dengan Boneka Azmil, salah satu produsen di sentra Kampung Boneka di Desa Wisata Karangjaya, Kecamatan Tirtamulya, untuk melakukan rebranding logo dan kemasan produk. Kunjungan ini merupakan bagian dari misi Moka Karawang untuk memetakan dan mengangkat potensi ekonomi kreatif di Desa Wisata Karangjaya.

Baca juga : Moka Karawang Promosikan Sate Maranggi Mang Da’i: Angkat Potensi Wisata Lokal ke Tingkat Provinsi

Dari Proses Produksi Hingga Rebranding Produk
Selama kunjungan, Yuni dan Dehan tidak hanya mengamati, tetapi juga turut serta dalam proses pembuatan boneka di Boneka Azmil. Mereka belajar langsung dari para perajin, mulai dari proses menjahit pola hingga mengisi dakron ke dalam bantal leher dan aneka boneka karakter.

Puncak dari kunjungan ini adalah sesi kolaborasi rebranding. Mojang Jajaka memberikan masukan dan ide-ide segar untuk memperbarui desain logo dan kemasan produk Boneka Azmil. Harapannya, tampilan baru ini akan membuat produk terlihat lebih modern dan memiliki daya saing yang lebih kuat di pasar yang lebih luas, terutama di platform digital.

Dukungan Konkret untuk UMKM Lokal
Yuni Fadillah menyampaikan antusiasmenya, “Kualitas produk dari Boneka Azmil ini sudah sangat baik. Tugas kami sebagai generasi muda adalah membantu dari sisi branding agar produk hebat ini bisa tampil lebih kekinian dan menarik.”

Baca juga : Mojang Jajaka Dukung Promosi Wisata Situ Kamojing

Dehan Suhanda menambahkan, “Ini adalah bentuk dukungan konkret kami. Kami tidak hanya datang untuk berfoto, tapi untuk memberikan nilai tambah. Dengan logo dan kemasan baru, kami berharap Boneka Azmil dan UMKM lain di Kampung Boneka bisa naik kelas.”

Inisiatif rebranding yang dilakukan oleh Mojang Jajaka Karawang ini menjadi contoh nyata bagaimana seorang duta wisata dapat berperan aktif sebagai katalisator perubahan, menghubungkan kearifan lokal para perajin dengan tren pasar modern demi kemajuan ekonomi kreatif daerah./her

Persoona.id – Mojang Jajaka (Moka) Kabupaten Karawang, Yuni Fadillah dan Dehan Suhanda, baru-baru ini melakukan kunjungan strategis ke Sate Maranggi Mang Da’i di Desa Wisata Karangjaya, Kecamatan Tirtamulya. Kunjungan ini merupakan bagian penting dari persiapan mereka untuk mewakili Karawang dalam ajang Pasanggiri Mojang Jajaka tingkat Provinsi Jawa Barat.

Baca juga : Mojang Jajaka Dukung Promosi Wisata Situ Kamojing

Misi utama Moka Karawang sebagai duta daerah adalah untuk mengidentifikasi, mendokumentasikan, dan mengangkat potensi lokal yang memiliki daya saing, sekaligus menjadi upaya serius dalam pengembangan ekonomi berbasis masyarakat.

Menggali Kisah Otentik di Balik Kelezatan Sate Maranggi
Setibanya di lokasi, Yuni dan Dehan disambut hangat oleh pemilik, Mang Da’i. Mereka terlibat dalam dialog mendalam, menggali sejarah dan filosofi di balik kelezatan Sate Maranggi yang disajikan di bawah rindangnya pohon bambu. Keunikan Sate Maranggi Mang Da’i tidak hanya terletak pada cita rasa otentik sate sapi dan Sop Jando, tetapi juga pada suasana pedesaan yang asri dan membumi.

“Kami tidak hanya datang untuk mencicipi, tapi untuk mendengar cerita. Kisah Mang Da’i adalah representasi dari semangat wirausaha Karawang yang otentik dan berdaya. Ini adalah cerita yang harus kami sampaikan di tingkat Jawa Barat,” ujar Yuni Fadillah.

Dehan Suhanda menambahkan, “Apa yang Mang Da’i lakukan setiap hari—menjaga kualitas, melayani dengan hati—adalah mentalitas juara. Tugas kami adalah memastikan ‘panggung’ untuk para juara lokal ini semakin luas.”

Sate Maranggi Mang Da’i: Daya Tarik Utama Desa Wisata Karangjaya
Keberadaan Sate Maranggi Mang Da’i merupakan bagian integral dari ekosistem Desa Wisata Karangjaya (Dewika) yang diresmikan pada November 2023 oleh Kepala Desa Abdillah Julkarnaen, S.Sos.I. Desa ini secara aktif dikembangkan melalui kolaborasi pemerintah desa, BUMDes, komunitas Ekonomi Kreatif (Ekraf), dan Dinas Koperasi UKM. Sate Maranggi Mang Da’i berfungsi sebagai atraksi jangkar (anchor attraction) yang menarik pengunjung dan mengangkat potensi lokal.

Baca juga : Jejak Syekh Quro dan Masjid Agung Karawang: Warisan Islam Tertua di Jawa

Kunjungan Moka Karawang ini menjadi peneguhan komitmen bersama antara duta wisata dan pelaku UMKM untuk menjadikan kearifan lokal sebagai ujung tombak dalam memajukan pariwisata dan perekonomian Karawang. Kisah otentik Sate Maranggi Mang Da’i kini menjadi salah satu narasi utama yang akan dibawa oleh Dehan dan Yuni ke panggung Pasanggiri Mojang Jajaka Jawa Barat, sebagai bukti nyata kekayaan budaya dan ekonomi kreatif daerah./her

Persoona.id – Dalam upaya mempromosikan potensi pariwisata dan ekonomi lokal, Mojang Jajaka Karawang, Dehan Suhanda dan Yuni Fadillah, melakukan kunjungan inspiratif ke Desa Wisata Situ Kamojing, Kecamatan Cikampek, Karawang. Kegiatan ini menyoroti keberhasilan inovasi BUMDes Kamojing dalam mengelola kawasan wisata berbasis masyarakat sekaligus memperkuat ketahanan pangan desa. Sabtu 05/07/2025

Baca juga : Menelusuri Jejak Perlawanan Ki Bagus Jabin: Ulama Pejuang Kolonial yang Dimakamkan di Cikampek Pusaka

Desa Kamojing kini menjadi salah satu destinasi favorit wisata lokal. Berkat dukungan aktif dari masyarakat dan BUMDes, kawasan Situ Kamojing telah disulap menjadi pusat rekreasi dan ekonomi kreatif. Dari keindahan alam, fasilitas hiburan, hingga kuliner murah meriah yang dikelola lebih dari 50 UMKM lokal—semuanya hadir dalam satu kawasan terpadu.

Setibanya di lokasi, Dehan dan Yuni disambut oleh Direktur BUMDes Kamojing, Agus Darsono, yang memaparkan visi menjadikan Kamojing sebagai desa wisata unggulan Karawang. “Keberhasilan kami tidak lepas dari gotong royong masyarakat. Kami bangga menunjukkan hasil karya warga sendiri yang mampu membangun desa secara mandiri,” ujarnya.

Salah satu momen spesial dalam kunjungan ini adalah keikutsertaan Mojang Jajaka dalam kegiatan panen sayuran kangkung di Lahan Ketahanan Pangan, program unggulan BUMDes yang membuktikan sinergi antara sektor pertanian dan pariwisata.

“Desa Wisata Situ Kamojing memiliki potensi luar biasa, mulai dari keindahan alam hingga program ketahanan pangannya. Ini contoh nyata bagaimana desa bisa tumbuh mandiri,” ungkap Yuni Fadillah.

Menariknya, pengunjung bisa menikmati suasana wisata tanpa biaya tiket masuk. Fasilitas seperti sepeda air, taman mini, mini cross, hingga live musik dangdut tersedia untuk umum dengan hanya membayar parkir kendaraan Rp 2.000. Harga makanan pun sangat ramah kantong, mulai dari Rp 1.000.

Direktur BUMDes, Agus Darsono, menyambut baik kunjungan ini sebagai bentuk sinergi antara generasi muda dengan masyarakat desa.

Baca juga : Jejak Syekh Quro dan Masjid Agung Karawang: Warisan Islam Tertua di Jawa

“Kehadiran Mojang Jajaka menjadi penyemangat bagi kami. Ini bentuk kolaborasi nyata promosi wisata berbasis kearifan lokal,” ujarnya.

Kunjungan Mojang Jajaka Karawang ini diharapkan dapat meningkatkan eksposur Desa Wisata Situ Kamojing di tingkat regional maupun nasional. Sinergi antara generasi muda, pemerintah desa, dan pelaku UMKM menjadi bukti nyata bahwa desa bisa mandiri dan kompetitif di era digital.(*)

Persoona.id – Kelompok Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD) binaan Desa Sukaluyu, Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang, berhasil menggelar panen perdana dari proyek kebun hidroponik yang mereka kembangkan secara swadaya dan kolaboratif.

Kegiatan ini menandai hasil dari kerja keras masyarakat dan pemuda desa dalam menggalakkan ketahanan pangan serta inovasi pertanian berkelanjutan. Komoditas yang dipanen adalah kangkung hidroponik yang telah memasuki usia panen dan siap dipasarkan.

Baca juga : Komisi V DPR RI Panggil Basarnas Bahas Evakuasi Turis Brasil di Rinjani

Tidak hanya itu, kegiatan yang dipimpin oleh Dean Rezfy Pratama, pemuda lokal yang aktif di bidang pemberdayaan masyarakat desa, juga disertai dengan proses pindah tanam komoditas lain seperti bayam dan pakcoy, untuk menjaga kesinambungan siklus produksi.

“Panen hari ini adalah langkah awal kami. Ke depannya, kami berharap dapat terus mengembangkan kebun ini, menambah varietas tanaman, dan bahkan bisa menjadi pemasok sayuran hidroponik untuk warga Sukaluyu dan sekitarnya,” jelas Dean.

Turut hadir dalam kegiatan panen ini, Sekretaris Desa Sukaluyu Heri Herdiana, yang menyampaikan apresiasi dan dukungan dari pemerintah desa terhadap kegiatan produktif yang digagas oleh warganya.

“Kami dari pihak desa sangat bangga dan mendukung penuh kegiatan seperti ini. Inisiatif dari Kang Dean dan kawan-kawan ini menunjukkan bahwa pemuda desa memiliki potensi besar untuk menjadi penggerak ekonomi lokal, terutama di sektor pertanian modern,” ujarnya.

Baca juga : Ketua Komisi I DPRD Jabar Sosialisasikan Perda Kepemudaan dan Dorong Peran Aktif Pemuda Karawang

Proyek kebun hidroponik ini juga menjadi bagian dari upaya desa untuk mendorong ekonomi hijau, menyediakan akses terhadap sayuran sehat, serta membuka peluang usaha baru di sektor pertanian berbasis teknologi tepat guna.

Kegiatan ini memperkuat semangat kolaborasi antarwarga, pemerintah desa, dan pemuda dalam membangun desa berbasis inovasi. Program kebun hidroponik diharapkan dapat menjadi percontohan bagi desa lain di Karawang dalam upaya mengembangkan ketahanan pangan lokal dan kewirausahaan berbasis pertanian.(agung)

Persoona.id – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, secara resmi melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) Proyek Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi Konsorsium ANTAM-IBC-CBL di Kawasan Artha Industrial Hills, Karawang, Minggu (29/6/2025). Proyek strategis nasional ini menjadi salah satu investasi terbesar di Indonesia dengan total nilai mencapai Rp100 triliun.

Baca juga : Komisi I DPRD Jabar Bahas Serius Usulan Lima Provinsi Baru, Baru Cirebon Timur Resmi

Hadir dalam acara tersebut, Bupati Karawang, H. Aep Syaepuloh, S.E., Gubernur Jawa Barat, Menteri ESDM, Menteri BUMN, serta jajaran pejabat tinggi lainnya. Proyek ini diperkirakan mampu menciptakan 8.000 lapangan kerja langsung dan 35 ribu lapangan kerja tidak langsung, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

“Saya menyampaikan terima kasih kepada Presiden yang telah memilih Karawang untuk investasi besar ini. Proyek ini bukan hanya berdampak ekonomi, tetapi juga membuka peluang kerja dan memajukan industri hijau,” ujar Bupati Aep Syaepuloh.

Proyek ekosistem baterai ini dikembangkan oleh konsorsium antara PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), Indonesia Battery Corporation (IBC), serta perusahaan global CATL, Brunp, Lygend (CBL). Dari enam proyek terintegrasi yang dikembangkan, salah satunya berlokasi di Karawang, sisanya tersebar di Halmahera Timur.

Presiden Prabowo menegaskan bahwa pembangunan industri baterai dalam negeri menjadi tonggak penting hilirisasi sumber daya alam Indonesia. Industri ini akan menghasilkan baterai kendaraan listrik dan produk energi terbarukan yang ramah lingkungan, sejalan dengan visi global menuju energi hijau.

Baca juga : Ketua Komisi I DPRD Jabar Sosialisasikan Perda Kepemudaan dan Dorong Peran Aktif Pemuda Karawang

“Ini sejarah baru, kita harus bisa mengolah kekayaan alam sendiri, menghasilkan nilai tambah, meningkatkan kesejahteraan, dan membawa Indonesia semakin maju,” tegas Presiden.

Selain memperkuat ekosistem kendaraan listrik nasional, proyek ini juga mendukung pengembangan Battery Energy Storage, serta infrastruktur penunjang seperti dermaga multifungsi yang siap mendukung aktivitas industri di kawasan Karawang.

Karawang kembali menunjukkan posisinya sebagai kawasan industri strategis dengan potensi besar dalam transformasi energi dan pengembangan industri masa depan Indonesia.(Prokompim)

Persoona.id – Ribuan masyarakat Kabupaten Karawang memadati jalan-jalan utama untuk mengikuti Pawai Obor dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam 1447 Hijriah, Kamis malam (26/6/2025). Tradisi tahunan yang sudah mengakar kuat di Karawang ini berlangsung meriah namun tetap tertib.

Baca juga : Kritisi Pelayanan Publik, KEMPAKA Gelar Diskusi di Karawang

Bupati Karawang, H. Aep Syaepuloh, bersama jajaran Forkopimda turut hadir dan berjalan bersama masyarakat dalam pawai obor tersebut. Dalam kesempatan itu, Bupati Aep mengajak seluruh warga menjadikan momen Tahun Baru Islam sebagai refleksi diri dan penguatan iman.

“Tahun Baru Islam adalah momen untuk bermuhasabah, memperbaiki diri, dan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Semoga doa-doa kita dikabulkan, dan Karawang senantiasa diberkahi,” ujar Bupati Aep.

Ia juga mengucapkan terima kasih kepada para ulama, kiayi, ustaz, dan seluruh tokoh masyarakat yang terus mendoakan kemajuan Karawang. Tak lupa, ia berharap dapat terus istiqomah bersama Wakil Bupati dalam memimpin Kabupaten Karawang ke arah lebih baik.

Baca juga : Komisi I DPRD Jabar Bahas Serius Usulan Lima Provinsi Baru, Baru Cirebon Timur Resmi

Meski diikuti ribuan orang, acara berlangsung kondusif dengan pengawalan ketat aparat kepolisian dan petugas lalu lintas. Panitia mengimbau peserta tetap menjaga kebersihan dan ketertiban selama pawai berlangsung.

Pawai obor ini menjadi simbol semangat persatuan dan tradisi religius yang terus dilestarikan oleh masyarakat Karawang dalam rangka menyambut tahun baru Islam.(fkkim/diskominfo)

Persoona.id – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Karawang melalui Bidang Budaya menggelar Sosialisasi Pengembangan dan Edukasi Sejarah Cagar Budaya Karawang (SAGAWANG) di SD Negeri Pisang Sambo 1, Kecamatan Tirtajaya. Lokasi ini merupakan salah satu situs Cagar Budaya resmi Kabupaten Karawang.

Baca juga : Karawang Tunjukkan Prestasi di MTQH Jabar ke-39

Kegiatan tersebut dipimpin langsung oleh Kepala Bidang Budaya Disparbud Karawang, Waya Karmila, dan menjadi bagian dari Pelatihan Kepemimpinan Administrator. Program ini bertujuan menumbuhkan kesadaran sejarah dan pelestarian budaya lokal, khususnya di kalangan pelajar dan perangkat pemerintah.

“SD Pisang Sambo bukan hanya sekolah, tetapi juga bagian penting dari jejak sejarah Karawang yang harus dikenali dan dilestarikan,” ujar Waya.

SAGAWANG merupakan upaya edukatif Disparbud Karawang untuk mengenalkan nilai sejarah dan budaya melalui pendekatan langsung di lokasi cagar budaya. Kegiatan ini juga menjadi media integrasi antara pendidikan, pelatihan kepemimpinan, dan pelestarian warisan budaya.

Menurut Waya Karmila, pelestarian budaya adalah tanggung jawab bersama, tidak hanya pemerintah, tetapi juga masyarakat. Oleh karena itu, kolaborasi antar sektor sangat penting.

Baca juga : Ketua Komisi I DPRD Jabar Sosialisasikan Perda Kepemudaan dan Dorong Peran Aktif Pemuda Karawang

“Kami akan terus menyosialisasikan dan mendorong perlindungan cagar budaya sebagai kekuatan daerah, termasuk untuk pendidikan, ekonomi kreatif, dan pariwisata,” tambahnya.

Disparbud Karawang menargetkan pelaksanaan SAGAWANG secara berkelanjutan di berbagai wilayah, agar nilai-nilai budaya lokal tetap hidup di tengah masyarakat.(FK-KIM Diskominfo)

Persoona.id – Musabaqah Tilawatil Quran dan Hadist (MTQH) ke-39 tingkat Provinsi Jawa Barat resmi ditutup pada Sabtu (21/6). Dalam ajang yang berlangsung selama sepekan di Dome Bale Rame, Kabupaten Bandung, Kabupaten Karawang berhasil menorehkan prestasi membanggakan dengan meraih peringkat keempat secara keseluruhan.

Baca juga : Ketua Komisi I DPRD Jabar Sosialisasikan Perda Kepemudaan dan Dorong Peran Aktif Pemuda Karawang

Gelaran akbar yang mempertemukan seluruh kafilah dari kabupaten/kota se-Jawa Barat ini menempatkan tuan rumah, Kabupaten Bandung, sebagai juara umum dengan total poin 571. Disusul Kabupaten Bekasi di posisi kedua dengan 513 poin, Kota Bandung di peringkat ketiga dengan 336 poin, dan Kabupaten Karawang menyusul di posisi keempat dengan raihan 207 poin.

Plh. Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kabag Kesra) Setda Kabupaten Karawang, Asep Suryana, menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada seluruh kafilah serta tim pembina yang telah mengharumkan nama daerah.

“Alhamdulillah, kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada para peserta, pembina, official, serta semua pihak yang telah berkontribusi. Peringkat keempat ini merupakan peningkatan dari MTQ sebelumnya, di mana kita berada di posisi kelima. Ini sesuai dengan target yang telah ditetapkan,” ujar Asep saat mendampingi para kafilah di penutupan acara.

Baca juga : Trip Perdana Wisata Kopi Karawang Kenalkan Liberika Langka Lewat Jelajah Jeep

Tak hanya meraih prestasi di bidang utama MTQH, Kabupaten Karawang juga menorehkan dua pencapaian lainnya. Dalam kegiatan Pawai Ta’aruf yang digelar pada Ahad (15/6), Karawang dinobatkan sebagai Terbaik Kedua, dengan partisipasi sebanyak 1.040 peserta—jumlah terbanyak di antara seluruh kontingen. Selain itu, Karawang juga meraih penghargaan Terbaik Pertama dalam Festival Seni Budaya tingkat provinsi.

“Tiga prestasi ini menjadi motivasi untuk kita semua. Harapannya, pada pelaksanaan MTQH berikutnya, Kabupaten Karawang bisa meraih hasil yang lebih baik lagi dan bahkan bisa menjadi juara umum,” pungkas Asep.(FK-KIM Diskominfo)

Persoona.id – Desa Kalibuaya, Kecamatan Telagasari, Kabupaten Karawang, kini tengah merampungkan pembangunan Curug Bodeman, sebuah destinasi wisata baru yang unik. Berbeda dari kebanyakan air terjun alami, Curug Bodeman adalah wisata buatan yang dibangun di pinggiran aliran sungai, berpadu harmonis dengan hamparan sawah yang luas dan menawan.

Baca juga : Trip Perdana Wisata Kopi Karawang Kenalkan Liberika Langka Lewat Jelajah Jeep

Inisiatif Swadaya Wujudkan Wisata Murah dan Asri
Pembangunan Curug Bodeman dilakukan secara swadaya oleh pemerintah desa bersama masyarakat setempat. Proyek ini bertujuan menciptakan ruang rekreasi yang terjangkau, asri, dan mudah diakses, tanpa menghilangkan pesona lanskap pedesaan.

“Ini adalah upaya kami untuk menghadirkan tempat rekreasi yang murah, asri, dan mudah dijangkau masyarakat. Meski buatan, suasana alami dari sawah dan sungai tetap menjadi daya tarik utamanya,” ujar Kepala Desa Kalibuaya dalam keterangannya, Jumat (21/6/2025).

Fasilitas Lengkap dan Potensi Edukasi-Ekonomi Lokal
Selain menawarkan pemandangan alam yang menyegarkan, Curug Bodeman juga dirancang sebagai ruang edukasi dan interaksi masyarakat. Ke depannya, kawasan ini akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas menarik seperti spot foto instagramable, warung UMKM lokal, gazebo untuk bersantai, dan jalur trekking ringan di sepanjang aliran sungai.

Baca juga : Jejak Syekh Quro dan Masjid Agung Karawang: Warisan Islam Tertua di Jawa

Pengunjung tidak hanya bisa bersantai, tetapi juga dapat berolahraga dan menikmati beragam kuliner UMKM yang tersedia. Konsep ini diharapkan mampu menarik wisatawan lokal sekaligus memperkuat ekonomi masyarakat melalui pengembangan sektor pariwisata berbasis desa.

Dinas Pariwisata Kabupaten Karawang menyambut baik inisiatif tersebut dan menyatakan siap memberikan dukungan dalam bentuk pendampingan teknis serta promosi. Dengan pendekatan yang menggabungkan keindahan buatan dan keaslian alam, Curug Bodeman digadang-gadang menjadi ikon baru wisata pedesaan di wilayah Kecamatan Telagasari, Karawang./pep